Nama :
Arief Reinaldy
Kelas :
3ea11
Npm :
11211113
TUGAS BAHASA INDONESIA 2 #
BAGIAN 1 : PENALARAN
PENGERTIAN :
- Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. (http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran)
- Penalaran cara (perihal) menggunakan nalar. Pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran : kepercayaan takhayul serta yang tidak logis haruslah di kikis habis ;2. Hal yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan atau bukan dengan perasaan atau dengan pengalaman ; 3. Proses mental dl mengembangkan pemikiran dari beberapa fakta atau prinsip: - berputar cara berpikir yang tidak lugas. (KBBI)
PROPOSISI :
- Proposisi ialah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Dengan kata lain, Proporsisi sebagai pernyataan yang didalamnya manusia mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang lain. Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
- Kalimat Proposisi
Kalimat Proposisi adalah suatu kalimat (sentence) yang memiliki nilai kebenaran (truth value) benar (true), dengan notasi T atau dalam sirkuit digital disimbolkan dengan 1, atau nilai kebenaran salah (false) dengan notasi F atau 0 tetapi tidak kedua-duanya. Nama lain proposisi adalah kalimat deklaratif. Jenis-jenis proposisi, yaitu :
1.
Bentuk
Dibagi
menjadi 2, yaitu :
a.
Tunggal : kalimat yang terdiri dari 1 subjek dan 1 predikat.
Contoh
: Ryan terjatuh.
b. Majemuk
: Kalimat Proporsisi yang terdiri dari 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh
: Rey meminum kopi dan membaca Koran.
2.
Sifat
Dibagi menjadi 3, yaitu :
a.
Kategorial : proporsisi hubungan antara subjek dan
predikatnya tidak ada syarat apapun.
Contoh : Semua bangku di kelas berwarna hitam.
b.
Kondisional : proporsisi yang hubungannya subjek dan predikat
membutuhkan persyaratan tertentu. Biasanya diawali :jika, apabila, walaupun,
seandainya,
contoh : Jika
wiwi menabung pasti bisa membeli handphone.
-
Kondisional dibagi menjadi 2, yaitu : Hipotesis, contoh :
Jika susi rajin belajar maka dia akan pintar.
-
Disjungtif yaitu
memiliki 2 predikat dan predikatnya alternative, contoh : Wanita itu sudah menikah apa belum.
3.
Kualitas ,yang terdiri dari :
–
Afirmatif (+) : Proporsisi dimana predikatnya membenarkan
subjek. Contoh : Semua kucing pasti mempunyai ekor.
– Negatif
(-) : Proporsisi dimana predikatnya menolak subjek. Contoh : Tidak ada kucing
yang tidak memiliki ekor.
4.
Proporsisi Universal : Proporsisi yang predikatnya mendukung
atau mengingkari subjeknya. Contoh : Tidak
ada satupun mahasiswa yang tidak memiliki NPM
INFERENSI DAN IMPLIKASI
·
PENGERTIAN
inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh
sistem untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah
tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang
terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis
pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Ada
dua metode inferensi yang dapat digunakan, yaitu:
·
Forward
chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah
kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE),
maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena
inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh.
Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan
forward chaining.
·
Fakta
dapat ditulis :
1.
p → q
2.
r v s
3.
r → t
4.
~q
5.
u → v
6.
s → p
·
Inferensi
yang dapat dilakukan
1.
p →
q
3. r v s
___~q
__~s
~p
r
2.
s →
p
4. r → t
__~p
r___
Kesimpulan : Kacamata ada di meja tamu
·
PENGERTIAN
Implikasi adalah pernyataan majemuk yg menggunakan kata hubung
“jika…maka…”disebut implikasi, pernyataan bersyarat, kondisional atau
hypothesical notasi.
WUJUD
EVIDENSI
·
Pada
hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua
informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran.
Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukan dengan apa
yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah
evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau
informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
CARA MENGUJI FAKTA
·
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,
maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian
tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta,
sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua
yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat
kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi
1. Konsistensi
2. Koherensi
CARA MENGUJI AUTORITAS / OTORITAS
·
Seorang
penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan
kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat
saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data
eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan
SUMBER
:
0 komentar:
Posting Komentar